Aqidah Ahlusunah Wal Jama'ah: Fondasi Keimanan Berlandaskan Sunah Sahih

Table of Contents


 

Aqidah Ahlusunah Wal Jama'ah  adalah jalur pemahaman keislaman yang berpegang teguh pada Al-Qur'an dan sunah Nabi Muhammad , serta mengikuti jejak para sahabat, tabi'in, dan salafus saleh. Istilah "Ahlusunah" berarti golongan yang mengikuti sunah Nabi, dan "Wal Jama'ah" berarti golongan yang mengikuti ijmak atau kesepakatan para sahabat dan mayoritas umat Islam. Akidah ini merupakan fondasi keimanan yang kokoh, bertujuan untuk mengesakan Allah Swt. dan menjaga kemurnian ajaran Islam dari penyimpangan.

Pilar-Pilar Utama Aqidah Ahlusunah Wal Jama'ah

Aqidah Ahlusunah Wal Jama'ah berdiri di atas beberapa pilar utama yang menjadi landasan keyakinan seorang Muslim:

1. Tauhid: Mengesakan Allah Swt.

Ini adalah inti dari seluruh ajaran Islam. Tauhid berarti meyakini bahwa Allah Swt. adalah satu-satunya Tuhan yang berhak disembah, tanpa sekutu dalam rububiyah (penciptaan, pengaturan), uluhiyah (hak disembah), dan asma wa sifat (nama-nama dan sifat-sifat-Nya).

  • Tauhid Rububiyah: Meyakini bahwa hanya Allah lah pencipta, pengatur, dan penguasa alam semesta.
    • Dalil: Firman Allah Swt.: "اَللّٰهُ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ وَّهُوَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ وَّكِيْلٌ" (Allah Pencipta segala sesuatu dan Dia Maha Pemelihara atas segala sesuatu.) (QS Az-Zumar: 62).
  • Tauhid Uluhiyah: Meyakini bahwa hanya Allah lah yang berhak diibadahi. Segala bentuk ibadah (salat, puasa, doa, tawakal, nazar, kurban) hanya ditujukan kepada-Nya.
    • Dalil: Firman Allah Swt.: "اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ" (Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan.) (QS Al-Fatihah: 5).
  • Tauhid Asma wa Sifat: Meyakini dan menetapkan nama-nama serta sifat-sifat Allah yang telah disebutkan dalam Al-Qur'an dan sunah sahih, tanpa tahrif (mengubah), ta'til (meniadakan), takyif (menggambarkan), atau tamtsil (menyerupakan dengan makhluk).
    • Dalil: Firman Allah Swt.: "لَيْسَ كَمِثْلِهٖ شَيْءٌ وَّهُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ" (Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia. Dan Dia Maha Mendengar, Maha Melihat.) (QS Asy-Syura: 11).

2. Iman kepada Malaikat, Kitab, Rasul, Hari Akhir, dan Qada-Qadar

Ini adalah rukun iman yang enam, yang menjadi inti keyakinan setiap Muslim.

  • Iman kepada Malaikat: Meyakini keberadaan malaikat sebagai makhluk gaib yang taat sepenuhnya kepada Allah Swt.
    • Dalil: Firman Allah Swt.: "اٰمَنَ الرَّسُوْلُ بِمَآ اُنْزِلَ اِلَيْهِ مِنْ رَّبِّهٖ وَالْمُؤْمِنُوْنَۗ كُلٌّ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَمَلٰۤىِٕكَتِهٖ وَكُتُبِهٖ وَرُسُلِهٖ" (Rasul (Muhammad) beriman kepada apa yang diturunkan kepadanya (Al-Qur'an) dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semua beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya.)1 (QS Al-Baqarah: 285).2
  • Iman kepada Kitab-kitab Allah: Meyakini bahwa Allah telah menurunkan kitab-kitab suci kepada para rasul sebagai petunjuk bagi manusia.
    • Dalil: Sama dengan QS Al-Baqarah: 285 di atas.
  • Iman kepada Rasul-rasul Allah: Meyakini bahwa Allah telah mengutus para rasul untuk menyampaikan risalah-Nya kepada umat manusia, dengan Muhammad sebagai penutup para nabi.
    • Dalil: Sama dengan QS Al-Baqarah: 285 di atas.
  • Iman kepada Hari Akhir: Meyakini akan adanya kehidupan setelah mati, hari perhitungan, surga, dan neraka.
    • Dalil: Firman Allah Swt.: "وَبِالْاٰخِرَةِ هُمْ يُوْقِنُوْنَ" (Dan mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat.) (QS Al-Baqarah: 4).
  • Iman kepada Qada dan Qadar: Meyakini bahwa segala sesuatu terjadi atas kehendak, pengetahuan, dan ketetapan Allah Swt., baik yang baik maupun yang buruk.
    • Dalil: Hadis Nabi : "Iman itu adalah engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan engkau beriman kepada qada3 dan qadar, baik dan buruknya." (HR. Muslim).

3. Posisi Terhadap Sahabat Nabi

Ahlusunah Wal Jama'ah menghormati dan mencintai seluruh sahabat Nabi , meyakini bahwa mereka adalah generasi terbaik yang telah ridha Allah Swt. terhadap mereka. Mereka tidak mencela atau mengkafirkan salah satu pun dari sahabat. Urutan keutamaan sahabat adalah Abu Bakar, Umar, Utsman, kemudian Ali.

  • Dalil: Firman Allah Swt.: "وَالسّٰبِقُوْنَ الْاَوَّلُوْنَ مِنَ الْمُهٰجِرِيْنَ وَالْاَنْصَارِ وَالَّذِيْنَ اتَّبَعُوْهُمْ بِاِحْسَانٍ رَّضِيَ اللّٰهُ عَنْهُمْ وَرَضُوْا عَنْهُ وَاَعَدَّ لَهُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ تَحْتَهَا الْاَنْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَآ اَبَدًاۗ ذٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيْمُ" (Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Ansar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah4 rida kepada mereka dan mereka pun rida kepada Allah. Dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai5 di bawahnya; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang agung.)6 (QS At-Taubah: 100).

4. Pentingnya Berpegang Teguh pada Sunah

Ahlusunah Wal Jama'ah sangat menekankan pentingnya berpegang teguh pada sunah Nabi Muhammad sebagai penjelas Al-Qur'an dan sumber hukum kedua dalam Islam. Mereka menolak bid'ah (inovasi dalam agama yang tidak ada dasarnya dalam syariat).

  • Dalil: Hadis Nabi : "Aku tinggalkan dua perkara di tengah-tengah kalian, yang kalian tidak akan tersesat selama berpegang teguh pada keduanya, yaitu Kitabullah (Al-Qur'an) dan Sunah Rasul-Nya." (HR. Malik).
  • Dalil: Hadis Nabi : "Barangsiapa yang beramal suatu amalan yang tidak ada perintah kami padanya, maka amalan itu tertolak." (HR. Muslim).

5. Sikap Moderat (Tawasuth) dan Toleran

Ahlusunah Wal Jama'ah dikenal dengan sikap moderat, tidak ekstrem ke kanan (berlebihan) atau ke kiri (meremehkan). Mereka menjaga keseimbangan dalam beragama, menjunjung tinggi toleransi antarumat beragama dan persatuan sesama Muslim.

  • Dalil: Firman Allah Swt.: "وَكَذٰلِكَ جَعَلْنٰكُمْ اُمَّةً وَّسَطًا لِّتَكُوْنُوْا شُهَدَاۤءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُوْنَ الرَّسُوْلُ عَلَيْكُمْ شَهِيْدًا" (Dan demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) umat pertengahan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu.) (QS Al-Baqarah: 143).

Metodologi7 Pemahaman Akidah Ahlusunah Wal Jama'ah

Dalam memahami dan mengamalkan akidah, Ahlusunah Wal Jama'ah mengikuti metodologi sebagai berikut:

  1. Prioritas Al-Qur'an dan Sunah: Mengutamakan dalil-dalil dari Al-Qur'an dan sunah sahih sebagai sumber utama.
  2. Pemahaman Salafus Saleh: Mengambil pemahaman para sahabat dan tabi'in yang merupakan generasi terbaik dalam menafsirkan Al-Qur'an dan sunah.
  3. Menolak Takwil dan Tahrif: Menghindari penafsiran yang jauh dari makna literal teks atau pengubahan makna sifat-sifat Allah.
  4. Menghindari Perdebatan Kalām (Teologi Spekulatif): Menjauhi perdebatan filosofis yang tidak berdasar pada dalil syar'i dan dapat menimbulkan keraguan.

Kesimpulan

Aqidah Ahlusunah Wal Jama'ah adalah akidah yang teguh di atas Al-Qur'an dan sunah Nabi Muhammad dengan pemahaman para sahabat dan generasi salafus saleh. Ia menekankan tauhid murni, keimanan kepada rukun iman yang enam, penghormatan kepada sahabat, ketaatan pada sunah, serta sikap moderat dalam beragama. Memahami dan mengamalkan akidah ini merupakan pondasi bagi keislaman yang benar dan lurus, menjaga umat dari penyimpangan dan perpecahan.


Sumber Bahan Materi Artikel:

  1. Al-Qur'an Al-Karim: Sebagai sumber utama dan pertama.
  2. Kitab-kitab Hadis Sahih: Seperti Shahih Al-Bukhari dan Shahih Muslim, yang memuat hadis-hadis tentang rukun iman dan sunah Nabi .
    • Shahih Bukhari.
    • Shahih Muslim.
  3. Kitab-kitab Akidah Salaf/Ahlusunah:
    • Aqidah Thahawiyah. Karya Imam Ath-Thahawi. Kitab akidah klasik yang ringkas dan diterima luas di kalangan Ahlusunah.
    • Syarh Ushul I'tiqad Ahlus Sunnah wal Jama'ah. Karya Al-Lalika'i. Merinci prinsip-prinsip akidah Ahlusunah dengan banyak dalil dan riwayat.
    • Al-Aqidah Al-Wasithiyah. Karya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah. Menjelaskan akidah Ahlusunah tentang nama dan sifat Allah serta isu-isu lainnya secara komprehensif.
    • Lum'atul I'tiqad. Karya Ibnu Qudamah Al-Maqdisi. Kitab akidah ringkas yang menjelaskan pokok-pokok akidah Ahlusunah.
  4. Tafsir Al-Qur'an yang Muktabar: Seperti Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir At-Thabari, yang menjelaskan ayat-ayat akidah sesuai pemahaman salaf.
  5. Karya-karya Ulama Kontemporer:
    • Syarh Al-Usul Ats-Tsalatsah. Karya Syekh Muhammad bin Abdul Wahhab (dengan syarah ulama-ulama kontemporer seperti Syekh Utsaimin atau Syekh Shalih Al-Fauzan). Menjelaskan tiga landasan utama dalam Islam (mengenal Allah, mengenal Nabi, dan mengenal agama Islam).
    • Kitab Tauhid. Karya Syekh Muhammad bin Abdul Wahhab. Menjelaskan jenis-jenis tauhid dan syirik.

Catatan Penting: Materi ini disusun berdasarkan pemahaman umum tentang Ahlusunah Wal Jama'ah yang berpegang pada nash-nash sahih dan pemahaman salafus saleh. Perbedaan penafsiran dan mazhab dalam beberapa detail mungkin ada, namun pilar-pilar utama yang disebutkan di atas merupakan kesepakatan mayoritas Ahlusunah.

 

Posting Komentar