Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM)/IRM: Pilar Kaderisasi dan Dakwah Pelajar Berkemajuan

Table of Contents

 


I. Pendahuluan: Memahami Peran Ortom dalam Muhammadiyah

Muhammadiyah, sebuah organisasi Islam yang didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan pada 18 November 1912 di Yogyakarta, memiliki tujuan utama untuk menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam, sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.1 Untuk mewujudkan cita-cita luhur ini, Persyarikatan Muhammadiyah menempuh berbagai upaya di berbagai bidang, termasuk dakwah, sosial, pendidikan, ekonomi, dan politik. Pelaksanaan operasional dari usaha-usaha ini dilakukan melalui berbagai institusi organisasi, seperti majelis, badan, dan amal usaha yang didirikannya.2

Dalam struktur organisasi Muhammadiyah, dibentuklah Organisasi Otonom (Ortom) sebagai pembantu pimpinan. Ortom ini bertugas menyelenggarakan amal usaha, program, dan kegiatan pokok dalam bidang tertentu, sesuai dengan kebijakan Pimpinan Persyarikatan di tingkat masing-masing.5 Pentingnya Ortom ini terletak pada kemampuannya untuk beroperasi di setiap jenjang organisasi Muhammadiyah, mulai dari tingkat pusat hingga cabang, memungkinkan jangkauan yang luas dan spesialisasi dalam pelaksanaan program.3

Salah satu Ortom yang memegang peranan krusial adalah Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM). IPM merupakan organisasi otonom Muhammadiyah yang secara khusus bergerak di bidang pendidikan dan pengembangan kepemudaan.6 IPM berfungsi sebagai wadah sentral untuk kaderisasi dan dakwah di kalangan pelajar Muhammadiyah, khususnya bagi mereka yang menempuh pendidikan di sekolah-sekolah Muhammadiyah.7 Kehadiran IPM merupakan pilar strategis yang vital bagi kelangsungan dan regenerasi kepemimpinan Muhammadiyah. Organisasi ini secara eksplisit dirancang sebagai lembaga kaderisasi yang akan membawa misi Muhammadiyah di masa mendatang, serta sebagai pelopor, pelangsung, dan penyempurna cita-cita Muhammadiyah.7 Oleh karena itu, IPM bukan sekadar organisasi ekstrakurikuler, melainkan instrumen utama untuk menyiapkan kader-kader yang dibutuhkan untuk mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

Pendekatan IPM dalam pengembangan pelajar bersifat holistik, mencakup aspek keilmuan, kepribadian, dan spiritualitas.6 Kurikulum di sekolah-sekolah Muhammadiyah mengintegrasikan ilmu agama Islam dengan ilmu-ilmu umum.10 Pendekatan komprehensif ini, yang juga mencakup pengembangan keterampilan, menunjukkan pemahaman Muhammadiyah bahwa pendidikan agama saja tidak memadai untuk menghadapi kompleksitas zaman modern. Dengan menawarkan pengembangan yang seimbang antara dimensi spiritual, intelektual, dan praktis, IPM berupaya menarik dan mempertahankan minat remaja, memastikan bahwa nilai-nilai Islam tetap relevan dalam kehidupan mereka yang dinamis, dan mencegah disorientasi yang mungkin timbul dari pendidikan yang terfragmentasi.

II. Jejak Sejarah dan Transformasi Ikatan Pelajar Muhammadiyah

Perjalanan Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) ditandai oleh adaptasi dan re-identifikasi yang mencerminkan responsnya terhadap dinamika sosial dan politik di Indonesia.

A. Kelahiran IPM: Visi Awal dan Peran Strategis di Kalangan Pelajar

Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) secara resmi didirikan pada 18 Juli 1961.8 Pendirian ini merupakan hasil dari proses panjang yang dimulai dengan Konferensi Pemuda Muhammadiyah di Surakarta pada 18-20 Juli 1961, dan kemudian diperkuat melalui keputusan Muktamar Pemuda Muhammadiyah II yang berlangsung pada 24-28 Juli 1960 di Yogyakarta.7 Akar pendirian IPM dapat ditelusuri dari berbagai organisasi pelajar Muhammadiyah yang telah ada sebelumnya.11 Salah satu tokoh penting di balik IPM adalah Wirsan Hasan, yang dikenal sebagai penggagas motto "Nuun Walqolami Wamaa Yasthurun" dan turut menyumbangkan ide desain logo IPM.12 Sejak awal berdirinya, IPM mengusung visi sebagai gerakan yang berdimensi keislaman, keilmuan, dan kemasyarakatan, dengan komitmen kuat untuk memperjuangkan nilai-nilai keislaman.8

Fase pembentukan IPM (1961-1976) terjadi di tengah iklim politik dan ideologis yang penuh gejolak di Indonesia. Pada masa itu, "pertentangan idiologis" menjadi gejala yang menonjol, dan Muhammadiyah menghadapi "situasi politik yang menantang" di bawah Orde Lama dan Partai Komunis Indonesia (PKI), yang secara signifikan menghambat upaya Muhammadiyah dalam menegakkan misinya.7 Dalam konteks ini, pendirian IPM bukan sekadar inisiatif internal, melainkan respons strategis untuk mengonsolidasikan dan melindungi basis pemuda Muhammadiyah serta ideologinya dari pengaruh eksternal. IPM dipanggil untuk mendukung misi Muhammadiyah dan berperan sebagai pelopor, pelangsung, serta penyempurna perjuangan Muhammadiyah di tengah tantangan tersebut.7

B. Perubahan Nama menjadi Ikatan Remaja Muhammadiyah (IRM): Adaptasi di Era Orde Baru

Pada 18 November 1992, IPM secara resmi mengubah namanya menjadi Ikatan Remaja Muhammadiyah (IRM). Perubahan ini didasarkan pada Surat Keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor 53/SK-PP/IV.B/1.b/1992.7 Latar belakang perubahan nama ini adalah kebijakan rezim Orde Baru yang melarang organisasi berskala nasional menggunakan kata "pelajar".7 Meskipun IPM pada awalnya berupaya "tetap konsisten" dengan nama "pelajar" dan berharap adanya peninjauan kembali kebijakan pemerintah, organisasi-organisasi pelajar sejenis lainnya mulai menyesuaikan diri, sehingga IPM merasa perlu untuk mengikuti langkah serupa.14

Perubahan nama ini menunjukkan pragmatisme Muhammadiyah dalam menghadapi tekanan politik otoriter. Meskipun langkah ini dapat diinterpretasikan sebagai kompromi, ia memungkinkan organisasi untuk terus beroperasi dan membina kaum muda di bawah nama yang berbeda. Adaptasi ini merupakan langkah strategis untuk memastikan kelangsungan perjuangan di tengah pembatasan pemerintah. Sebagai IRM, organisasi ini dituntut untuk menyiapkan dasar yang kokoh, baik secara institusional maupun personal, guna menciptakan komunitas yang kondusif bagi para remaja dalam menghadapi perkembangan zaman.7

C. Re-identifikasi sebagai Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM): Kembali ke Identitas Asli

Setelah berakhirnya rezim Orde Baru pada tahun 1998, nama Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) dikembalikan. Keputusan ini diambil pada Muktamar IRM ke-15 di Medan pada tahun 2006 8, dan berlaku efektif setelah Muktamar IRM ke-16 di Surakarta pada 23-28 Oktober 2008.7 Muktamar pertama IPM setelah pengembalian nama dilaksanakan pada 2-7 Juni 2010 di Bantul, DI Yogyakarta.7

Pengembalian nama "pelajar" merupakan penegasan kembali identitas dan misi inti organisasi. Ini bukan sekadar perubahan nama, melainkan simbol kembalinya fokus pada "pelajar" sebagai "basis massa utama" 14 dan berakhirnya pembatasan terhadap organisasi pelajar.7 Hal ini menunjukkan bahwa identitas "pelajar" sangat terkait erat dengan fungsi kaderisasi dan dakwah IPM, dan pengembalian nama ini menegaskan komitmen yang diperbarui terhadap tujuan asli organisasi.

D. Fase-fase Perkembangan IPM/IRM: Dari Pembentukan hingga Gerakan Berkemajuan

Sejak didirikan, IPM telah melalui empat fase perkembangan utama yang menunjukkan adaptasi dan evolusi strategisnya:

  • Fase Pembentukan (1961-1976): Pada fase ini, fokus utama adalah konsolidasi dan penyatuan pelajar Muhammadiyah di seluruh Indonesia. Tujuannya adalah merumuskan karakter dan identitas IPM sebagai gerakan kader dan dakwah. Hasil penting dari fase ini adalah perumusan Khittah Perjuangan IPM, Identitas IPM, dan Pedoman Perkaderan IPM pada Konferensi Nasional/Muktamar II di Palembang pada tahun 1969, serta penyusunan Sistem Perkaderan IPM (SPI) pada tahun 1976.7
  • Fase Penataan (1976-1992): Periode ini merupakan masa konsolidasi internal dan penyesuaian organisasi untuk memperkuat fondasi kelembagaan.7
  • Fase Pengembangan (1992-2008): Selama periode ini, di bawah nama IRM, organisasi beradaptasi dengan perubahan zaman yang signifikan, termasuk peningkatan kesadaran Islam, kemajuan teknologi komunikasi dan informasi, globalisasi, serta krisis ekonomi. IRM dituntut untuk aktif dan responsif dalam menjalankan perannya sebagai organisasi dakwah di kalangan remaja.7
  • Fase Re-identifikasi/Revitalisasi (2006-2010 dan seterusnya): Setelah kembali menjadi IPM, organisasi melanjutkan gerakan dakwahnya, terutama di kalangan pemuda dan pelajar. Pada fase ini, muncul Gerakan Kritis Transformatif (GKT) untuk mengatasi masalah sosial, diikuti oleh Gerakan Pelajar Kreatif (GPK) pada Muktamar XVII di Yogyakarta pada tahun 2010, dan kemudian Gerakan Pelajar Berkemajuan yang diterapkan sejak tahun 2014.7

Perkembangan IPM melalui fase-fase yang berbeda, dengan "Gerakan" yang berubah-ubah (GKT, GPK, Gerakan Pelajar Berkemajuan), menunjukkan bahwa organisasi ini memiliki strategi yang dinamis dan adaptif. Ini bukan sekadar kronologi, melainkan serangkaian penyesuaian strategis terhadap kebutuhan internal, seperti sistem kaderisasi, dan tekanan eksternal, seperti iklim politik, globalisasi, krisis ekonomi, dan kemajuan teknologi. Pergeseran dari "Kritis Transformatif" ke "Pelajar Kreatif" dan kemudian "Pelajar Berkemajuan" mencerminkan pemahaman yang berkembang tentang tantangan yang dihadapi remaja dan cara terbaik untuk melibatkan mereka dalam masyarakat yang terus berubah. Hal ini menunjukkan pendekatan proaktif IPM dalam menjaga relevansinya.

III. Visi, Misi, dan Prinsip Gerakan IPM

Visi, misi, dan prinsip-prinsip gerakan Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) menjadi landasan ideologis dan operasional yang kuat dalam membimbing pelajar muslim.

A. Visi: Pelajar Muslim Berilmu, Berakhlak Mulia, dan Terampil

Visi IPM adalah "Terwujudnya pelajar muslim yang berilmu, berakhlak mulia, dan terampil dalam rangka menegakkan dan menjunjung tinggi nilai-nilai Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya".6 Visi ini secara komprehensif mencerminkan komitmen IPM untuk membentuk generasi muda yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga kokoh secara spiritual dan kompeten secara praktis, sejalan dengan cita-cita Muhammadiyah yang lebih luas.

B. Misi: Perjuangan Nilai Islam Rahmatan Lil Alamin dan Pengembangan Potensi Pelajar

Untuk mencapai visinya, IPM mengemban beberapa misi utama:

  • Memperjuangkan nilai-nilai Islam sebagai Rahmatan Lil Alamin (rahmat bagi seluruh alam), menunjukkan komitmen IPM untuk menyebarkan ajaran Islam yang inklusif dan membawa kebaikan bagi semua.7
  • Meningkatkan kapasitas kepemimpinan pelajar muslim melalui program kaderisasi, pendampingan, dan advokasi, guna menyiapkan pemimpin masa depan.7
  • Meningkatkan kesadaran pelajar tentang pentingnya ilmu pengetahuan, keterampilan, dan teknologi, agar mereka mampu bersaing di era modern.15
  • Mengembangkan potensi pelajar muslim secara menyeluruh untuk membentuk masyarakat muslim yang sebenar-benarnya.7
  • Mendorong partisipasi aktif pelajar dalam pembangunan masyarakat dan negara, menekankan peran mereka sebagai agen perubahan.6
  • Menanamkan nilai-nilai keislaman dan semangat kebangsaan pada anggotanya, memadukan identitas agama dan nasional.6
  • Menumbuhkan sikap saling menghormati, solidaritas, dan kerjasama di antara pelajar, menciptakan lingkungan yang harmonis dan suportif.6

C. Prinsip-prinsip Gerakan IPM: Ketauhidan, Kerahmatan, Kerisalahan, Kemaslahatan, Keilmuan, Kekaderan, Kemandirian, Keaktivitas, dan Kemanusiaan

Program-program IPM didasarkan pada sembilan prinsip utama yang menjadi landasan ideologis dan operasionalnya 16:

  • Ketauhidan: Setiap program IPM merupakan penjabaran dari iman dan tauhid kepada Allah SWT, menegaskan fondasi spiritual yang kuat.17
  • Kerahmatan: Program IPM dirancang untuk mewujudkan fungsi rahmatan lil alamin, membawa manfaat dan kebaikan bagi seluruh umat manusia.16
  • Kerisalahan: IPM menjalankan fungsi kerisalahan umat Islam, yaitu dakwah amar ma'ruf nahi mungkar (menyeru kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran) dalam arti yang luas, mengajak pada kebenaran dengan bijaksana.16
  • Kemaslahatan: Setiap program IPM dirancang dengan mempertimbangkan kemaslahatan umum, memastikan bahwa kegiatan organisasi memberikan dampak positif bagi masyarakat luas.16
  • Keilmuan: Program IPM mendorong pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi, mengakui bahwa kemajuan intelektual adalah kunci kemajuan.16
  • Kekaderan: Semua kegiatan IPM berorientasi pada proses kaderisasi yang memberdayakan anggotanya, menyiapkan mereka sebagai pemimpin masa depan.16
  • Kemandirian: Program IPM direncanakan dan dilaksanakan secara mandiri, bertujuan untuk menumbuhkan kemandirian di kalangan pelajar.16
  • Keaktivitas: Program IPM merupakan penjabaran dari fungsi kekhalifahan umat Islam dalam mengelola kehidupan, mendorong partisipasi aktif dalam pembangunan.16
  • Kemanusiaan: Program IPM dirancang secara inklusif, tanpa memandang suku, agama, atau latar belakang, untuk melayani seluruh umat manusia.16

Daftar sembilan prinsip ini merupakan kerangka ideologis yang sangat terperinci dan sistematis yang memandu setiap program dan kegiatan IPM. Hal ini menunjukkan bahwa IPM memiliki filosofi organisasi yang matang, memastikan bahwa setiap tindakan konsisten dengan visi Muhammadiyah tentang "Islam Berkemajuan" yang inklusif dan relevan. Kedalaman prinsip-prinsip ini menunjukkan bahwa IPM berupaya membentuk kader yang tidak hanya taat secara ritual, tetapi juga bertanggung jawab secara sosial, inovatif, dan mandiri, sesuai dengan tuntutan zaman.

IV. Struktur Organisasi dan Bidang Garapan IPM

Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) memiliki struktur organisasi yang terstruktur secara hierarkis dan fungsional untuk memastikan efektivitas gerakannya.

A. Jenjang Kepemimpinan: Dari Pusat hingga Ranting

IPM memiliki struktur organisasi yang terstruktur dari tingkat nasional hingga tingkat sekolah atau ranting.9 Jenjang kepemimpinan IPM meliputi:

  • Pimpinan Pusat (PP IPM): Merupakan pimpinan tertinggi yang memimpin IPM secara keseluruhan di tingkat nasional.18
  • Pimpinan Wilayah (PW IPM): Memimpin IPM di tingkat provinsi.18
  • Pimpinan Daerah (PD IPM): Memimpin IPM di tingkat kabupaten/kota.18
  • Pimpinan Cabang (PC IPM): Memimpin IPM di tingkat kecamatan.18
  • Pimpinan Ranting (PR IPM): Merupakan unit terkecil yang terdiri dari sekurang-kurangnya 10 anggota di satu sekolah, madrasah, pondok pesantren, desa/kelurahan, masjid, atau panti asuhan.18

Struktur hierarkis ini, dengan kepala sekolah sebagai pembina IPM di sekolah-sekolah Muhammadiyah, menunjukkan organisasi yang sangat terstruktur dan terintegrasi dalam ekosistem pendidikan Muhammadiyah.18 Struktur desentralisasi ini memungkinkan IPM untuk menjangkau basis pelajar yang luas secara langsung di lingkungan belajar mereka sehari-hari. Hal ini memastikan bahwa upaya pengembangan kader dan dakwah tidak hanya bersifat top-down, tetapi juga diimplementasikan secara efektif di tingkat akar rumput, memaksimalkan dampak langsung pada karakter dan perilaku siswa.

B. Bidang-bidang Utama dan Fokus Program

Struktur organisasi IPM mencakup berbagai bidang atau divisi yang mengemban program-program spesifik, baik di tingkat ranting maupun pusat.

Contoh Bidang Pimpinan Ranting IPM (SMP Muhammadiyah 1 Banjarbaru, Periode 2023-2024) 19:

  • Bidang Perkaderan
  • Bidang Pengkajian Ilmu Pengetahuan
  • Bidang Apresiasi Seni Budaya dan Olahraga
  • Bidang Advokasi
  • Bidang Kajian Dakwah Islam
  • Bidang Kewirausahaan
  • Bidang Ipmawati (khusus untuk pelajar putri)

Struktur Bidang Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (Periode 2023-2025) 20:

Bidang

Ketua Bidang

Organisasi

Teuku Denis Feronika

Perkaderan

Haris Islah

Kajian Dakwah Islam

Faiz Arwi

Pengkajian Ilmu Pengetahuan

Andi Maulana

Advokasi dan Kebijakan Publik

Muhammad Ihsanuddin

Pengembangan Kreatifitas Kewirausahaan

Ikhwaluddin Aria Putra

Ipmawati

Dera Noviliya

Hubungan Kerjasama Internasional

Faisal Hazza

Lingkungan Hidup

Anggiat Sulaiman

Teknologi dan Informasi

Kurniawan Al-Jogi

Kesehatan

Rutiko Omar Minarziyan

Seni Budaya

Afnisa Choiriah

Pengembangan Prestasi Keolahragaan

Ghufron Alghifary

Perbandingan bidang-bidang di tingkat Ranting dengan tingkat Pusat menunjukkan cakupan yang lebih luas dan terspesialisasi di tingkat pusat, termasuk bidang-bidang seperti "Hubungan Kerjasama Internasional," "Lingkungan Hidup," dan "Teknologi dan Informasi".19 Diversifikasi ini mengindikasikan bahwa IPM bukan organisasi statis, tetapi secara aktif mengadaptasi struktur organisasinya untuk mengatasi isu-isu kontemporer dan tantangan global yang relevan bagi kaum muda, seperti krisis iklim 21, literasi digital 22, dan keterlibatan internasional. Adaptasi proaktif ini sangat penting untuk menjaga relevansi dan efektivitas organisasi di dunia yang berubah dengan cepat.

V. Program dan Kegiatan Unggulan IPM dalam Pembinaan Remaja

Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) menyelenggarakan berbagai program dan kegiatan unggulan yang dirancang untuk pembinaan holistik remaja, mencakup aspek kaderisasi, dakwah, pengembangan ilmu pengetahuan, kegiatan sosial, dan pemanfaatan teknologi.

A. Program Kaderisasi dan Pembinaan Kepemimpinan

IPM memiliki program kaderisasi yang terstruktur untuk mencetak pemimpin masa depan. Salah satu program utamanya adalah Pelatihan Kader Muda Taruna Melati (PKMTM), yang menjadi wadah utama pembentukan kader IPM.23 Selain itu, terdapat

Pelatihan Dai Pelajar Muhammadiyah yang melatih pelajar untuk menjadi juru dakwah yang kompeten.24 Kegiatan seperti

FORTASI (Forum Ta'aruf Siswa dan Orientasi) berfungsi sebagai orientasi siswa baru sekaligus platform pembentukan karakter kepemimpinan, sementara MUSRAN (Musyawarah Ranting) mengembangkan keterampilan organisasi dan kepemimpinan di tingkat ranting.24 Di beberapa daerah, terdapat program kaderisasi khas seperti

SAKURA (Sekolah Kader Kota Ukir Jepara) yang menanamkan pengetahuan dan ideologi Muhammadiyah serta IPM secara mendalam.9

Konsep "Impactful Leadership" dan "Impactful Movement" menjadi bagian dari paradigma baru IPM untuk pengembangan kepemimpinan, yang bertujuan menghasilkan pemimpin yang mampu memberikan dampak nyata.21 Melalui program-program ini, pelajar dilatih untuk mengembangkan keterampilan penting seperti

public speaking, rasa percaya diri, tanggung jawab, disiplin, kemampuan komunikasi, kreativitas, dan pengambilan keputusan.16 Penekanan pada keterampilan praktis ini menunjukkan bahwa IPM berfungsi sebagai inkubator praktis untuk pengembangan kepemimpinan. Ini bukan hanya pembelajaran teoretis, tetapi pengalaman langsung dalam peran organisasi, yang mempersiapkan kaum muda untuk posisi kepemimpinan di masa depan dalam Muhammadiyah dan masyarakat yang lebih luas. Hal ini secara langsung mengatasi "krisis kepemimpinan" yang diidentifikasi sebagai realitas baru yang dihadapi masyarakat.21

B. Program Dakwah dan Keagamaan

Aspek dakwah dan keagamaan menjadi inti dari gerakan IPM. Tabligh Akbar merupakan program unggulan untuk kegiatan dakwah IPM yang menjangkau khalayak luas.23 Selain itu,

Pengajian Islam Rutin (PIR) diselenggarakan secara berkala sebagai bagian dari realisasi gerakan dakwah IPM, termasuk upaya untuk meningkatkan hafalan Al-Qur'an, khususnya Juz 30.16 Di sekolah-sekolah Muhammadiyah, terdapat

Pembiasaan Tilawah Al-Qur'an dan Sholat Dhuha sebagai kegiatan rutin untuk menanamkan nilai-nilai ibadah dan spiritualitas pada siswa.17 Bidang khusus seperti

Bidang Kajian Dakwah Islam di tingkat ranting dan pusat fokus pada studi dan implementasi dakwah Islam.19

Program-program seperti "Pembiasaan Tilawah Al-Qur'an dan Sholat Dhuha" dan "Pengajian Islam Rutin" tidak hanya berfokus pada ritual keagamaan semata. Mereka secara eksplisit bertujuan untuk "menanamkan nilai ibadah" 17 dan "membentuk akhlak atau karakter yang patriotisme (cinta tanah air), cinta agamanya (Muhammadiyah) dan cinta terhadap sekolahnya".25 Ini menunjukkan strategi yang disengaja untuk mengintegrasikan praktik keagamaan ke dalam pengembangan karakter holistik, menghubungkan spiritualitas dengan loyalitas sipil dan organisasi.

C. Program Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Keterampilan

IPM juga berkomitmen pada pengembangan kapasitas intelektual dan keterampilan pelajar. Forum Pelajar Berdikari adalah kegiatan diskusi keilmuan yang mendorong pengembangan akademik.23 Program

Studentpreneur mendukung jiwa kewirausahaan di kalangan pelajar.22 Untuk menghadapi tantangan era digital, IPM menyelenggarakan

Pelatihan Pengelolaan Medsos dan Desain untuk meningkatkan literasi digital dan keterampilan media.22

Art Class bertujuan membangun kreativitas pelajar, sementara Diskusi Critical Thinking memacu kemampuan berpikir kritis.22 Selain itu,

Sekolah Literasi dilaksanakan untuk mengembangkan minat baca dan tulis.22

Bidang Pengkajian Ilmu Pengetahuan merupakan divisi yang didedikasikan khusus untuk pengembangan ilmu pengetahuan di IPM.19

D. Program Sosial dan Lingkungan

IPM aktif dalam kegiatan yang memberikan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan. Program-program seperti Pengabdian Masyarakat, Bakti Sosial, atau Sahabat Masyarakat melibatkan pelajar dalam kegiatan kemanusiaan dan kepedulian sosial.24 Untuk menumbuhkan kesadaran lingkungan, IPM menginisiasi program

Sekolah Ramah Lingkungan 23 dan inisiatif yang lebih luas seperti

Student Earth Generation (SEG) 22 dan

Aksi Pelajar Untuk Iklim sebagai respons nyata terhadap krisis iklim.22 IPM juga menunjukkan kepedulian global melalui kegiatan seperti

Aksi Bela Palestina.25

Program-program IPM melampaui pengembangan kader internal dan meluas ke keterlibatan sosial aktif, yang secara eksplisit disebutkan melalui "pengabdian sosial dan kemanusiaan" 26, "aksi bela palestina" 25, dan inisiatif lingkungan seperti "Student Earth Generation" 22 dan "Aksi Pelajar Untuk Iklim".22 Ini menunjukkan komitmen IPM terhadap

dakwah bil hal (dakwah melalui tindakan nyata) dan perannya dalam menumbuhkan tanggung jawab sosial serta kewarganegaraan global di kalangan pemuda, sejalan dengan misi kemanusiaan Muhammadiyah yang lebih luas.

E. Pemanfaatan Teknologi dan Media Digital dalam Dakwah

Menyadari pentingnya era digital, IPM secara proaktif memanfaatkan teknologi dalam kegiatan dakwahnya. Digital Campaign digunakan untuk menyuarakan isu-isu yang menjadi perhatian Muhammadiyah.22 Pelajar juga diberikan

Pelatihan Pengelolaan Medsos dan Desain untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam memanfaatkan media sosial dan desain grafis untuk tujuan dakwah.22 Di tingkat pusat, terdapat

Bidang Sistem Informasi Dakwah dan Digitalisasi Tabligh yang secara khusus menangani pemanfaatan teknologi informasi untuk dakwah.20

Inklusi eksplisit "Dakwah Digital" 27 dan pembentukan "Bidang Sistem Informasi Dakwah dan Digitalisasi Tabligh" 20, bersama dengan pelatihan "pengelolaan medsos dan desain" 22, menunjukkan adaptasi proaktif terhadap era digital. Hal ini krusial untuk menjangkau remaja modern yang sangat aktif di platform digital, memastikan pesan IPM tetap relevan dan upaya dakwahnya memiliki "jangkauan dan dampak" yang lebih luas.28 Perangkulan strategis teknologi ini menempatkan IPM sebagai organisasi yang modern dan berwawasan ke depan.

VI. Kontribusi dan Dampak IPM terhadap Pembentukan Karakter Bangsa

Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) memberikan kontribusi signifikan terhadap pembentukan karakter generasi muda Indonesia, yang pada gilirannya berdampak pada pembangunan bangsa secara keseluruhan.

A. Pembentukan Karakter Pelajar: Religius, Beradab, Moderat, Disiplin, Bertanggung Jawab, Jujur, Percaya Diri, Komunikatif, Kreatif

IPM memiliki tujuan yang jelas untuk membentuk "pelajar muslim yang berilmu, berakhlak mulia, dan terampil".6 Organisasi ini berfungsi sebagai pembentuk karakter pelajar Indonesia, dengan penekanan kuat pada pengetahuan agama sebagai fondasinya.9 Nilai-nilai karakter yang ditanamkan melalui berbagai program dan kegiatan IPM sangat beragam dan komprehensif, meliputi: religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, dan rasa ingin tahu.29

Praktik-praktik sehari-hari di sekolah-sekolah Muhammadiyah, seperti "Pembiasaan Perilaku 5S (Salam, Senyum, Sapa, Sopan dan Santun)" dan "Pembiasaan Tilawah Al-Qur'an dan Sholat Dhuha," secara langsung berkontribusi pada penanaman disiplin, rasa hormat, patriotisme, dan karakter religius.25 Meskipun berakar pada nilai-nilai Islam, ciri-ciri karakter yang ingin dikembangkan IPM, seperti kejujuran, disiplin, tanggung jawab, kreativitas, patriotisme, berpikir kritis, komunikasi, dan kemandirian 25, melampaui kesalehan religius semata. Ini adalah kualitas-kualitas esensial bagi warga negara yang aktif dan konstruktif dalam masyarakat modern yang beragam. Hal ini menunjukkan kontribusi IPM terhadap pembangunan karakter bangsa, menyelaraskan pendidikan agama dengan kebutuhan masyarakat yang lebih luas dan tujuan pembangunan nasional, membentuk "manusia seutuhnya".9

B. Pengembangan Jiwa Kepemimpinan dan Kemandirian Remaja

IPM berperan optimal dalam membentuk karakter kepemimpinan siswa melalui berbagai kegiatan dan program kaderisasi.24 Program seperti "Taruna Melati" dan kegiatan "upgrading" secara khusus dirancang untuk mengajarkan keterampilan kepemimpinan.24 Melalui partisipasi aktif dalam organisasi, anggota IPM memperoleh keterampilan

public speaking, meningkatkan rasa percaya diri, menumbuhkan rasa tanggung jawab, dan mengembangkan kemampuan untuk mengemukakan pendapat secara efektif.24 IPM juga secara konsisten mendorong kemandirian dan kemampuan mengambil keputusan di kalangan remaja.24

Penekanan pada keterampilan praktis seperti public speaking dan kemampuan untuk mengemukakan pendapat melalui kegiatan seperti "Taruna Melati" dan "upgrading" menunjukkan bahwa IPM berfungsi sebagai inkubator praktis untuk pengembangan kepemimpinan. Ini bukan hanya pembelajaran teoretis, tetapi pengalaman langsung dalam peran organisasi, yang mempersiapkan kaum muda untuk posisi kepemimpinan di masa depan dalam Muhammadiyah dan masyarakat yang lebih luas. Hal ini secara langsung mengatasi "krisis kepemimpinan" yang diidentifikasi sebagai realitas baru yang dihadapi masyarakat.21

C. Peran Strategis dalam Pembangunan Masyarakat dan Pendidikan Nasional

IPM memberikan kontribusi yang besar dalam pembangunan kepemudaan dan pendidikan di Indonesia. Organisasi ini secara aktif membantu mendorong kesadaran akan nilai-nilai keislaman dan semangat kebangsaan di kalangan pelajar.6 Sebagai "pelopor, pelangsung, dan penyempurna cita-cita Muhammadiyah" 24, IPM turut serta dalam pembangunan nasional dengan menyiapkan generasi penerus yang kompeten dan berkarakter.

Kontribusi pendidikan Muhammadiyah secara umum adalah mengembangkan pendidikan Islam modern dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi, dengan tujuan menghasilkan manusia muslim yang beriman, berakhlak mulia, cakap, dan berguna bagi masyarakat.2 Fokus IPM pada "pendidikan yang mencerahkan" 31 dan "pendidikan Islam yang inklusif" 32 sejalan dengan tujuan pendidikan nasional untuk menciptakan generasi yang berkualitas. Kontribusi IPM tidak berdiri sendiri; mereka bersinergi dengan tujuan nasional yang lebih luas. Frasa "mendorong partisipasi aktif pelajar dalam pembangunan masyarakat dan negara" 6 dan "menunjang pembangunan manusia seutuhnya menuju terwujudnya masyarakat madani yang religius dan berkeadilan" 9 secara eksplisit menghubungkan kegiatan IPM dengan pembangunan nasional. Hal ini diperkuat oleh komitmen umum Muhammadiyah untuk "memajukan pendidikan nasional" 31 dan "membangun bangsa".4 Ini menunjukkan bahwa IPM memandang perannya sebagai bagian integral dari kemajuan bangsa, bukan hanya pertumbuhan organisasinya sendiri.

D. Tantangan dan Peluang IPM di Era Modern

Di era modern yang serba cepat, IPM menghadapi berbagai tantangan, termasuk "krisis iklim, krisis kepemimpinan, [dan] era setelah post truth".21 Organisasi ini perlu terus beradaptasi dengan perubahan cepat dalam teknologi dan dinamika masyarakat.7 Namun, di balik tantangan ini, terdapat peluang besar, terutama dalam pemanfaatan teknologi untuk dakwah dan menjangkau audiens yang lebih luas.28

Respons IPM terhadap tantangan ini diwujudkan melalui konsep "Pelajar Berdampak" dengan dua langkah besar: "Impactful Leadership" dan "Impactful Movement".21 Penyebutan eksplisit "krisis iklim" dan "era setelah post truth" sebagai realitas baru yang harus diatasi oleh IPM menunjukkan pendekatan yang berwawasan ke depan dan sadar sosial. Ini melampaui kekhawatiran agama atau pendidikan tradisional untuk terlibat dengan tantangan global dan eksistensial yang mendesak. Respons IPM, melalui konsep-konsep tersebut, menunjukkan niat strategis untuk membekali kader muda tidak hanya dengan pengetahuan agama tetapi juga dengan kapasitas untuk menjadi agen perubahan positif di dunia yang kompleks.

VII. Kesimpulan dan Prospek Masa Depan

Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), yang sebelumnya dikenal sebagai Ikatan Remaja Muhammadiyah (IRM), merupakan organisasi otonom Muhammadiyah yang krusial. Perjalanan sejarahnya, termasuk perubahan nama dan re-identifikasi, mencerminkan kemampuan adaptasi dan ketahanan organisasi dalam menghadapi dinamika sosial-politik yang kompleks di Indonesia. IPM memegang peran vital sebagai lembaga kaderisasi dan dakwah di kalangan pelajar dan remaja, dengan fokus pada pengembangan karakter holistik, kepemimpinan, dan tanggung jawab sosial, yang semuanya dijiwai oleh prinsip-prinsip Islam yang komprehensif.

Untuk menguatkan gerakannya dan memastikan relevansinya di masa depan, IPM perlu terus menekankan program-program yang inovatif dan adaptif, terutama dalam memanfaatkan platform digital untuk menjangkau remaja kontemporer.22 Penguatan kolaborasi dengan pemangku kepentingan internal dan eksternal sangat penting untuk memperluas dampak dan jangkauan organisasi.22 Selain itu, pengembangan lebih lanjut keterampilan kepemimpinan dan berpikir kritis harus menjadi prioritas utama untuk mempersiapkan kaum muda menghadapi tantangan masa depan yang semakin kompleks.21 Tema berulang tentang "adaptasi," "inovasi," dan "kolaborasi" di berbagai sumber menunjukkan bahwa keberhasilan IPM di masa depan sangat bergantung pada kemampuannya untuk terus berkembang. Penekanan pada "dakwah digital" 27 dan "program interaktif" 28 mengindikasikan pengakuan bahwa metode tradisional saja tidak lagi cukup. Seruan untuk "kerjasama dan kolaborasi dakwah, baik internal maupun eksternal Persyarikatan" 33 menyoroti strategi pemanfaatan kemitraan untuk memperkuat dampaknya, memastikan relevansi dan pertumbuhan yang berkelanjutan dalam lingkungan yang dinamis. IPM, dengan fondasi ideologis yang kokoh dan semangat adaptasi yang kuat, memiliki prospek cerah untuk terus menjadi pilar utama dalam pembangunan karakter dan kemajuan bangsa.# Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM): Pilar Kaderisasi dan Dakwah Pelajar Berkemajuan

I. Pendahuluan: Memahami Peran Ortom dalam Muhammadiyah

Muhammadiyah, sebuah organisasi Islam yang didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan pada 18 November 1912 di Yogyakarta, memiliki tujuan utama untuk menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam, sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.1 Untuk mewujudkan cita-cita luhur ini, Persyarikatan Muhammadiyah menempuh berbagai upaya di berbagai bidang, termasuk dakwah, sosial, pendidikan, ekonomi, dan politik. Pelaksanaan operasional dari usaha-usaha ini dilakukan melalui berbagai institusi organisasi, seperti majelis, badan, dan amal usaha yang didirikannya.2

Dalam struktur organisasi Muhammadiyah, dibentuklah Organisasi Otonom (Ortom) sebagai pembantu pimpinan. Ortom ini bertugas menyelenggarakan amal usaha, program, dan kegiatan pokok dalam bidang tertentu, sesuai dengan kebijakan Pimpinan Persyarikatan di tingkat masing-masing.5 Pentingnya Ortom ini terletak pada kemampuannya untuk beroperasi di setiap jenjang organisasi Muhammadiyah, mulai dari tingkat pusat hingga cabang, memungkinkan jangkauan yang luas dan spesialisasi dalam pelaksanaan program.3

Salah satu Ortom yang memegang peranan krusial adalah Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM). IPM merupakan organisasi otonom Muhammadiyah yang secara khusus bergerak di bidang pendidikan dan pengembangan kepemudaan.6 IPM berfungsi sebagai wadah sentral untuk kaderisasi dan dakwah di kalangan pelajar Muhammadiyah, khususnya bagi mereka yang menempuh pendidikan di sekolah-sekolah Muhammadiyah.7 Kehadiran IPM merupakan pilar strategis yang vital bagi kelangsungan dan regenerasi kepemimpinan Muhammadiyah. Organisasi ini secara eksplisit dirancang sebagai lembaga kaderisasi yang akan membawa misi Muhammadiyah di masa mendatang, serta sebagai pelopor, pelangsung, dan penyempurna cita-cita Muhammadiyah.7 Oleh karena itu, IPM bukan sekadar organisasi ekstrakurikuler, melainkan instrumen utama untuk menyiapkan kader-kader yang dibutuhkan untuk mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

Pendekatan IPM dalam pengembangan pelajar bersifat holistik, mencakup aspek keilmuan, kepribadian, dan spiritualitas.6 Kurikulum di sekolah-sekolah Muhammadiyah mengintegrasikan ilmu agama Islam dengan ilmu-ilmu umum.10 Pendekatan komprehensif ini, yang juga mencakup pengembangan keterampilan, menunjukkan pemahaman Muhammadiyah bahwa pendidikan agama saja tidak memadai untuk menghadapi kompleksitas zaman modern. Dengan menawarkan pengembangan yang seimbang antara dimensi spiritual, intelektual, dan praktis, IPM berupaya menarik dan mempertahankan minat remaja, memastikan bahwa nilai-nilai Islam tetap relevan dalam kehidupan mereka yang dinamis, dan mencegah disorientasi yang mungkin timbul dari pendidikan yang terfragmentasi.

II. Jejak Sejarah dan Transformasi Ikatan Pelajar Muhammadiyah

Perjalanan Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) ditandai oleh adaptasi dan re-identifikasi yang mencerminkan responsnya terhadap dinamika sosial dan politik di Indonesia.

A. Kelahiran IPM: Visi Awal dan Peran Strategis di Kalangan Pelajar

Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) secara resmi didirikan pada 18 Juli 1961.8 Pendirian ini merupakan hasil dari proses panjang yang dimulai dengan Konferensi Pemuda Muhammadiyah di Surakarta pada 18-20 Juli 1961, dan kemudian diperkuat melalui keputusan Muktamar Pemuda Muhammadiyah II yang berlangsung pada 24-28 Juli 1960 di Yogyakarta.7 Akar pendirian IPM dapat ditelusuri dari berbagai organisasi pelajar Muhammadiyah yang telah ada sebelumnya.11 Salah satu tokoh penting di balik IPM adalah Wirsan Hasan, yang dikenal sebagai penggagas motto "Nuun Walqolami Wamaa Yasthurun" dan turut menyumbangkan ide desain logo IPM.12 Sejak awal berdirinya, IPM mengusung visi sebagai gerakan yang berdimensi keislaman, keilmuan, dan kemasyarakatan, dengan komitmen kuat untuk memperjuangkan nilai-nilai keislaman.8

Fase pembentukan IPM (1961-1976) terjadi di tengah iklim politik dan ideologis yang penuh gejolak di Indonesia. Pada masa itu, "pertentangan idiologis" menjadi gejala yang menonjol, dan Muhammadiyah menghadapi "situasi politik yang menantang" di bawah Orde Lama dan Partai Komunis Indonesia (PKI), yang secara signifikan menghambat upaya Muhammadiyah dalam menegakkan misinya.7 Dalam konteks ini, pendirian IPM bukan sekadar inisiatif internal, melainkan respons strategis untuk mengonsolidasikan dan melindungi basis pemuda Muhammadiyah serta ideologinya dari pengaruh eksternal. IPM dipanggil untuk mendukung misi Muhammadiyah dan berperan sebagai pelopor, pelangsung, serta penyempurna perjuangan Muhammadiyah di tengah tantangan tersebut.7

B. Perubahan Nama menjadi Ikatan Remaja Muhammadiyah (IRM): Adaptasi di Era Orde Baru

Pada 18 November 1992, IPM secara resmi mengubah namanya menjadi Ikatan Remaja Muhammadiyah (IRM). Perubahan ini didasarkan pada Surat Keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor 53/SK-PP/IV.B/1.b/1992.7 Latar belakang perubahan nama ini adalah kebijakan rezim Orde Baru yang melarang organisasi berskala nasional menggunakan kata "pelajar".7 Meskipun IPM pada awalnya berupaya "tetap konsisten" dengan nama "pelajar" dan berharap adanya peninjauan kembali kebijakan pemerintah, organisasi-organisasi pelajar sejenis lainnya mulai menyesuaikan diri, sehingga IPM merasa perlu untuk mengikuti langkah serupa.14

Perubahan nama ini menunjukkan pragmatisme Muhammadiyah dalam menghadapi tekanan politik otoriter. Meskipun langkah ini dapat diinterpretasikan sebagai kompromi, ia memungkinkan organisasi untuk terus beroperasi dan membina kaum muda di bawah nama yang berbeda. Adaptasi ini merupakan langkah strategis untuk memastikan kelangsungan perjuangan di tengah pembatasan pemerintah. Sebagai IRM, organisasi ini dituntut untuk menyiapkan dasar yang kokoh, baik secara institusional maupun personal, guna menciptakan komunitas yang kondusif bagi para remaja dalam menghadapi perkembangan zaman.7

C. Re-identifikasi sebagai Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM): Kembali ke Identitas Asli

Setelah berakhirnya rezim Orde Baru pada tahun 1998, nama Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) dikembalikan. Keputusan ini diambil pada Muktamar IRM ke-15 di Medan pada tahun 2006 8, dan berlaku efektif setelah Muktamar IRM ke-16 di Surakarta pada 23-28 Oktober 2008.7 Muktamar pertama IPM setelah pengembalian nama dilaksanakan pada 2-7 Juni 2010 di Bantul, DI Yogyakarta.7

Pengembalian nama "pelajar" merupakan penegasan kembali identitas dan misi inti organisasi. Ini bukan sekadar perubahan nama, melainkan simbol kembalinya fokus pada "pelajar" sebagai "basis massa utama" 14 dan berakhirnya pembatasan terhadap organisasi pelajar.7 Hal ini menunjukkan bahwa identitas "pelajar" sangat terkait erat dengan fungsi kaderisasi dan dakwah IPM, dan pengembalian nama ini menegaskan komitmen yang diperbarui terhadap tujuan asli organisasi.

D. Fase-fase Perkembangan IPM/IRM: Dari Pembentukan hingga Gerakan Berkemajuan

Sejak didirikan, IPM telah melalui empat fase perkembangan utama yang menunjukkan adaptasi dan evolusi strategisnya:

  • Fase Pembentukan (1961-1976): Pada fase ini, fokus utama adalah konsolidasi dan penyatuan pelajar Muhammadiyah di seluruh Indonesia. Tujuannya adalah merumuskan karakter dan identitas IPM sebagai gerakan kader dan dakwah. Hasil penting dari fase ini adalah perumusan Khittah Perjuangan IPM, Identitas IPM, dan Pedoman Perkaderan IPM pada Konferensi Nasional/Muktamar II di Palembang pada tahun 1969, serta penyusunan Sistem Perkaderan IPM (SPI) pada tahun 1976.7
  • Fase Penataan (1976-1992): Periode ini merupakan masa konsolidasi internal dan penyesuaian organisasi untuk memperkuat fondasi kelembagaan.7
  • Fase Pengembangan (1992-2008): Selama periode ini, di bawah nama IRM, organisasi beradaptasi dengan perubahan zaman yang signifikan, termasuk peningkatan kesadaran Islam, kemajuan teknologi komunikasi dan informasi, globalisasi, serta krisis ekonomi. IRM dituntut untuk aktif dan responsif dalam menjalankan perannya sebagai organisasi dakwah di kalangan remaja.7
  • Fase Re-identifikasi/Revitalisasi (2006-2010 dan seterusnya): Setelah kembali menjadi IPM, organisasi melanjutkan gerakan dakwahnya, terutama di kalangan pemuda dan pelajar. Pada fase ini, muncul Gerakan Kritis Transformatif (GKT) untuk mengatasi masalah sosial, diikuti oleh Gerakan Pelajar Kreatif (GPK) pada Muktamar XVII di Yogyakarta pada tahun 2010, dan kemudian Gerakan Pelajar Berkemajuan yang diterapkan sejak tahun 2014.7

Perkembangan IPM melalui fase-fase yang berbeda, dengan "Gerakan" yang berubah-ubah (GKT, GPK, Gerakan Pelajar Berkemajuan), menunjukkan bahwa organisasi ini memiliki strategi yang dinamis dan adaptif. Ini bukan sekadar kronologi, melainkan serangkaian penyesuaian strategis terhadap kebutuhan internal, seperti sistem kaderisasi, dan tekanan eksternal, seperti iklim politik, globalisasi, krisis ekonomi, dan kemajuan teknologi. Pergeseran dari "Kritis Transformatif" ke "Pelajar Kreatif" dan kemudian "Pelajar Berkemajuan" mencerminkan pemahaman yang berkembang tentang tantangan yang dihadapi remaja dan cara terbaik untuk melibatkan mereka dalam masyarakat yang terus berubah. Hal ini menunjukkan pendekatan proaktif IPM dalam menjaga relevansinya.

III. Visi, Misi, dan Prinsip Gerakan IPM

Visi, misi, dan prinsip-prinsip gerakan Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) menjadi landasan ideologis dan operasional yang kuat dalam membimbing pelajar muslim.

A. Visi: Pelajar Muslim Berilmu, Berakhlak Mulia, dan Terampil

Visi IPM adalah "Terwujudnya pelajar muslim yang berilmu, berakhlak mulia, dan terampil dalam rangka menegakkan dan menjunjung tinggi nilai-nilai Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya".6 Visi ini secara komprehensif mencerminkan komitmen IPM untuk membentuk generasi muda yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga kokoh secara spiritual dan kompeten secara praktis, sejalan dengan cita-cita Muhammadiyah yang lebih luas.

B. Misi: Perjuangan Nilai Islam Rahmatan Lil Alamin dan Pengembangan Potensi Pelajar

Untuk mencapai visinya, IPM mengemban beberapa misi utama:

  • Memperjuangkan nilai-nilai Islam sebagai Rahmatan Lil Alamin (rahmat bagi seluruh alam), menunjukkan komitmen IPM untuk menyebarkan ajaran Islam yang inklusif dan membawa kebaikan bagi semua.7
  • Meningkatkan kapasitas kepemimpinan pelajar muslim melalui program kaderisasi, pendampingan, dan advokasi, guna menyiapkan pemimpin masa depan.7
  • Meningkatkan kesadaran pelajar tentang pentingnya ilmu pengetahuan, keterampilan, dan teknologi, agar mereka mampu bersaing di era modern.15
  • Mengembangkan potensi pelajar muslim secara menyeluruh untuk membentuk masyarakat muslim yang sebenar-benarnya.7
  • Mendorong partisipasi aktif pelajar dalam pembangunan masyarakat dan negara, menekankan peran mereka sebagai agen perubahan.6
  • Menanamkan nilai-nilai keislaman dan semangat kebangsaan pada anggotanya, memadukan identitas agama dan nasional.6
  • Menumbuhkan sikap saling menghormati, solidaritas, dan kerjasama di antara pelajar, menciptakan lingkungan yang harmonis dan suportif.6

C. Prinsip-prinsip Gerakan IPM: Ketauhidan, Kerahmatan, Kerisalahan, Kemaslahatan, Keilmuan, Kekaderan, Kemandirian, Keaktivitas, dan Kemanusiaan

Program-program IPM didasarkan pada sembilan prinsip utama yang menjadi landasan ideologis dan operasionalnya 16:

  • Ketauhidan: Setiap program IPM merupakan penjabaran dari iman dan tauhid kepada Allah SWT, menegaskan fondasi spiritual yang kuat.17
  • Kerahmatan: Program IPM dirancang untuk mewujudkan fungsi rahmatan lil alamin, membawa manfaat dan kebaikan bagi seluruh umat manusia.16
  • Kerisalahan: Program IPM menjalankan fungsi kerisalahan umat Islam, yaitu dakwah amar ma'ruf nahi mungkar (menyeru kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran) dalam arti yang luas, mengajak pada kebenaran dengan bijaksana.16
  • Kemaslahatan: Setiap program IPM dirancang dengan mempertimbangkan kemaslahatan umum, memastikan bahwa kegiatan organisasi memberikan dampak positif bagi masyarakat luas.16
  • Keilmuan: Program IPM mendorong pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi, mengakui bahwa kemajuan intelektual adalah kunci kemajuan.16
  • Kekaderan: Semua yang dilakukan IPM adalah dalam rangka proses kaderisasi yang memberdayakan anggotanya, menyiapkan mereka sebagai pemimpin masa depan.16
  • Kemandirian: Program IPM direncanakan dan dilaksanakan secara mandiri, bertujuan untuk menumbuhkan kemandirian di kalangan pelajar.16
  • Keaktivitas: Program IPM merupakan penjabaran dari fungsi kekhalifahan umat Islam dalam mengelola kehidupan, mendorong partisipasi aktif dalam pembangunan.16
  • Kemanusiaan: Program IPM dirancang secara inklusif, tanpa memandang suku, agama, atau latar belakang, untuk melayani seluruh umat manusia.16

Daftar sembilan prinsip ini merupakan kerangka ideologis yang sangat terperinci dan sistematis yang memandu setiap program dan kegiatan IPM. Hal ini menunjukkan bahwa IPM memiliki filosofi organisasi yang matang, memastikan bahwa setiap tindakan konsisten dengan visi Muhammadiyah tentang "Islam Berkemajuan" yang inklusif dan relevan. Kedalaman prinsip-prinsip ini menunjukkan bahwa IPM berupaya membentuk kader yang tidak hanya taat secara ritual, tetapi juga bertanggung jawab secara sosial, inovatif, dan mandiri, sesuai dengan tuntutan zaman.

IV. Struktur Organisasi dan Bidang Garapan IPM

Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) memiliki struktur organisasi yang terstruktur secara hierarkis dan fungsional untuk memastikan efektivitas gerakannya.

A. Jenjang Kepemimpinan: Dari Pusat hingga Ranting

IPM memiliki struktur organisasi yang terstruktur dari tingkat nasional hingga tingkat sekolah atau ranting.9 Jenjang kepemimpinan IPM meliputi:

  • Pimpinan Pusat (PP IPM): Merupakan pimpinan tertinggi yang memimpin IPM secara keseluruhan di tingkat nasional.18
  • Pimpinan Wilayah (PW IPM): Memimpin IPM di tingkat provinsi.18
  • Pimpinan Daerah (PD IPM): Memimpin IPM di tingkat kabupaten/kota.18
  • Pimpinan Cabang (PC IPM): Memimpin IPM di tingkat kecamatan.18
  • Pimpinan Ranting (PR IPM): Merupakan unit terkecil yang terdiri dari sekurang-kurangnya 10 anggota di satu sekolah, madrasah, pondok pesantren, desa/kelurahan, masjid, atau panti asuhan.18

Struktur hierarkis ini, dengan kepala sekolah sebagai pembina IPM di sekolah-sekolah Muhammadiyah, menunjukkan organisasi yang sangat terstruktur dan terintegrasi dalam ekosistem pendidikan Muhammadiyah.18 Struktur desentralisasi ini memungkinkan IPM untuk menjangkau basis pelajar yang luas secara langsung di lingkungan belajar mereka sehari-hari. Hal ini memastikan bahwa upaya pengembangan kader dan dakwah tidak hanya bersifat top-down, tetapi juga diimplementasikan secara efektif di tingkat akar rumput, memaksimalkan dampak langsung pada karakter dan perilaku siswa.

B. Bidang-bidang Utama dan Fokus Program

Struktur organisasi IPM mencakup berbagai bidang atau divisi yang mengemban program-program spesifik, baik di tingkat ranting maupun pusat.

Contoh Bidang Pimpinan Ranting IPM (SMP Muhammadiyah 1 Banjarbaru, Periode 2023-2024) 19:

  • Bidang Perkaderan
  • Bidang Pengkajian Ilmu Pengetahuan
  • Bidang Apresiasi Seni Budaya dan Olahraga
  • Bidang Advokasi
  • Bidang Kajian Dakwah Islam
  • Bidang Kewirausahaan
  • Bidang Ipmawati (khusus untuk pelajar putri)

Struktur Bidang Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (Periode 2023-2025) 20:

Bidang

Ketua Bidang

Organisasi

Teuku Denis Feronika

Perkaderan

Haris Islah

Kajian Dakwah Islam

Faiz Arwi

Pengkajian Ilmu Pengetahuan

Andi Maulana

Advokasi dan Kebijakan Publik

Muhammad Ihsanuddin

Pengembangan Kreatifitas Kewirausahaan

Ikhwaluddin Aria Putra

Ipmawati

Dera Noviliya

Hubungan Kerjasama Internasional

Faisal Hazza

Lingkungan Hidup

Anggiat Sulaiman

Teknologi dan Informasi

Kurniawan Al-Jogi

Kesehatan

Rutiko Omar Minarziyan

Seni Budaya

Afnisa Choiriah

Pengembangan Prestasi Keolahragaan

Ghufron Alghifary

Perbandingan bidang-bidang di tingkat Ranting dengan tingkat Pusat menunjukkan cakupan yang lebih luas dan terspesialisasi di tingkat pusat, termasuk bidang-bidang seperti "Hubungan Kerjasama Internasional," "Lingkungan Hidup," dan "Teknologi dan Informasi".19 Diversifikasi ini mengindikasikan bahwa IPM bukan organisasi statis, tetapi secara aktif mengadaptasi struktur organisasinya untuk mengatasi isu-isu kontemporer dan tantangan global yang relevan bagi kaum muda, seperti krisis iklim 21, literasi digital 22, dan keterlibatan internasional. Adaptasi proaktif ini sangat penting untuk menjaga relevansi dan efektivitas organisasi di dunia yang berubah dengan cepat.

V. Program dan Kegiatan Unggulan IPM dalam Pembinaan Remaja

Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) menyelenggarakan berbagai program dan kegiatan unggulan yang dirancang untuk pembinaan holistik remaja, mencakup aspek kaderisasi, dakwah, pengembangan ilmu pengetahuan, kegiatan sosial, dan pemanfaatan teknologi.

A. Program Kaderisasi dan Pembinaan Kepemimpinan

IPM memiliki program kaderisasi yang terstruktur untuk mencetak pemimpin masa depan. Salah satu program utamanya adalah Pelatihan Kader Muda Taruna Melati (PKMTM), yang menjadi wadah utama pembentukan kader IPM.23 Selain itu, terdapat

Pelatihan Dai Pelajar Muhammadiyah yang melatih pelajar untuk menjadi juru dakwah yang kompeten.24 Kegiatan seperti

FORTASI (Forum Ta'aruf Siswa dan Orientasi) berfungsi sebagai orientasi siswa baru sekaligus platform pembentukan karakter kepemimpinan, sementara MUSRAN (Musyawarah Ranting) mengembangkan keterampilan organisasi dan kepemimpinan di tingkat ranting.24 Di beberapa daerah, terdapat program kaderisasi khas seperti

SAKURA (Sekolah Kader Kota Ukir Jepara) yang menanamkan pengetahuan dan ideologi Muhammadiyah serta IPM secara mendalam.9

Konsep "Impactful Leadership" dan "Impactful Movement" menjadi bagian dari paradigma baru IPM untuk pengembangan kepemimpinan, yang bertujuan menghasilkan pemimpin yang mampu memberikan dampak nyata.21 Melalui program-program ini, pelajar dilatih untuk mengembangkan keterampilan penting seperti

public speaking, rasa percaya diri, tanggung jawab, disiplin, kemampuan komunikasi, kreativitas, dan pengambilan keputusan.16 Penekanan pada keterampilan praktis ini menunjukkan bahwa IPM berfungsi sebagai inkubator praktis untuk pengembangan kepemimpinan. Ini bukan hanya pembelajaran teoretis, tetapi pengalaman langsung dalam peran organisasi, yang mempersiapkan kaum muda untuk posisi kepemimpinan di masa depan dalam Muhammadiyah dan masyarakat yang lebih luas. Hal ini secara langsung mengatasi "krisis kepemimpinan" yang diidentifikasi sebagai realitas baru yang dihadapi masyarakat.21

B. Program Dakwah dan Keagamaan

Aspek dakwah dan keagamaan menjadi inti dari gerakan IPM. Tabligh Akbar merupakan program unggulan untuk kegiatan dakwah IPM yang menjangkau khalayak luas.23 Selain itu,

Pengajian Islam Rutin (PIR) diselenggarakan secara berkala sebagai bagian dari realisasi gerakan dakwah IPM, termasuk upaya untuk meningkatkan hafalan Al-Qur'an, khususnya Juz 30.16 Di sekolah-sekolah Muhammadiyah, terdapat

Pembiasaan Tilawah Al-Qur'an dan Sholat Dhuha sebagai kegiatan rutin untuk menanamkan nilai-nilai ibadah dan spiritualitas pada siswa.17 Bidang khusus seperti

Bidang Kajian Dakwah Islam di tingkat ranting dan pusat fokus pada studi dan implementasi dakwah Islam.19

Program-program seperti "Pembiasaan Tilawah Al-Qur'an dan Sholat Dhuha" dan "Pengajian Islam Rutin" tidak hanya berfokus pada ritual keagamaan semata. Mereka secara eksplisit bertujuan untuk "menanamkan nilai ibadah" 17 dan "membentuk akhlak atau karakter yang patriotisme (cinta tanah air), cinta agamanya (Muhammadiyah) dan cinta terhadap sekolahnya".25 Ini menunjukkan strategi yang disengaja untuk mengintegrasikan praktik keagamaan ke dalam pengembangan karakter holistik, menghubungkan spiritualitas dengan loyalitas sipil dan organisasi.

C. Program Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Keterampilan

IPM juga berkomitmen pada pengembangan kapasitas intelektual dan keterampilan pelajar. Forum Pelajar Berdikari adalah kegiatan diskusi keilmuan yang mendorong pengembangan akademik.23 Program

Studentpreneur mendukung jiwa kewirausahaan di kalangan pelajar.22 Untuk menghadapi tantangan era digital, IPM menyelenggarakan

Pelatihan Pengelolaan Medsos dan Desain untuk meningkatkan literasi digital dan keterampilan media.22

Art Class bertujuan membangun kreativitas pelajar, sementara Diskusi Critical Thinking memacu kemampuan berpikir kritis.22 Selain itu,

Sekolah Literasi dilaksanakan untuk mengembangkan minat baca dan tulis.22

Bidang Pengkajian Ilmu Pengetahuan merupakan divisi yang didedikasikan khusus untuk pengembangan ilmu pengetahuan di IPM.19

D. Program Sosial dan Lingkungan

IPM aktif dalam kegiatan yang memberikan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan. Program-program seperti Pengabdian Masyarakat, Bakti Sosial, atau Sahabat Masyarakat melibatkan pelajar dalam kegiatan kemanusiaan dan kepedulian sosial.24 Untuk menumbuhkan kesadaran lingkungan, IPM menginisiasi program

Sekolah Ramah Lingkungan 23 dan inisiatif yang lebih luas seperti

Student Earth Generation (SEG) 22 dan

Aksi Pelajar Untuk Iklim sebagai respons nyata terhadap krisis iklim.22 IPM juga menunjukkan kepedulian global melalui kegiatan seperti

Aksi Bela Palestina.25

Program-program IPM melampaui pengembangan kader internal dan meluas ke keterlibatan sosial aktif, yang secara eksplisit disebutkan melalui "pengabdian sosial dan kemanusiaan" 26, "aksi bela palestina" 25, dan inisiatif lingkungan seperti "Student Earth Generation" 22 dan "Aksi Pelajar Untuk Iklim".22 Ini menunjukkan komitmen IPM terhadap

dakwah bil hal (dakwah melalui tindakan nyata) dan perannya dalam menumbuhkan tanggung jawab sosial serta kewarganegaraan global di kalangan pemuda, sejalan dengan misi kemanusiaan Muhammadiyah yang lebih luas.

E. Pemanfaatan Teknologi dan Media Digital dalam Dakwah

Menyadari pentingnya era digital, IPM secara proaktif memanfaatkan teknologi dalam kegiatan dakwahnya. Digital Campaign digunakan untuk menyuarakan isu-isu yang menjadi perhatian Muhammadiyah.22 Pelajar juga diberikan

Pelatihan Pengelolaan Medsos dan Desain untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam memanfaatkan media sosial dan desain grafis untuk tujuan dakwah.22 Di tingkat pusat, terdapat

Bidang Sistem Informasi Dakwah dan Digitalisasi Tabligh yang secara khusus menangani pemanfaatan teknologi informasi untuk dakwah.20

Inklusi eksplisit "Dakwah Digital" 27 dan pembentukan "Bidang Sistem Informasi Dakwah dan Digitalisasi Tabligh" 20, bersama dengan pelatihan "pengelolaan medsos dan desain" 22, menunjukkan adaptasi proaktif terhadap era digital. Hal ini krusial untuk menjangkau remaja modern yang sangat aktif di platform digital, memastikan pesan IPM tetap relevan dan upaya dakwahnya memiliki "jangkauan dan dampak" yang lebih luas.28 Perangkulan strategis teknologi ini menempatkan IPM sebagai organisasi yang modern dan berwawasan ke depan.

VI. Kontribusi dan Dampak IPM terhadap Pembentukan Karakter Bangsa

Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) memberikan kontribusi signifikan terhadap pembentukan karakter generasi muda Indonesia, yang pada gilirannya berdampak pada pembangunan bangsa secara keseluruhan.

A. Pembentukan Karakter Pelajar: Religius, Beradab, Moderat, Disiplin, Bertanggung Jawab, Jujur, Percaya Diri, Komunikatif, Kreatif

IPM memiliki tujuan yang jelas untuk membentuk "pelajar muslim yang berilmu, berakhlak mulia, dan terampil".6 Organisasi ini berfungsi sebagai pembentuk karakter pelajar Indonesia, dengan penekanan kuat pada pengetahuan agama sebagai fondasinya.9 Nilai-nilai karakter yang ditanamkan melalui berbagai program dan kegiatan IPM sangat beragam dan komprehensif, meliputi: religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, dan rasa ingin tahu.29

Praktik-praktik sehari-hari di sekolah-sekolah Muhammadiyah, seperti "Pembiasaan Perilaku 5S (Salam, Senyum, Sapa, Sopan dan Santun)" dan "Pembiasaan Tilawah Al-Qur'an dan Sholat Dhuha," secara langsung berkontribusi pada penanaman disiplin, rasa hormat, patriotisme, dan karakter religius.25 Meskipun berakar pada nilai-nilai Islam, ciri-ciri karakter yang ingin dikembangkan IPM, seperti kejujuran, disiplin, tanggung jawab, kreativitas, patriotisme, berpikir kritis, komunikasi, dan kemandirian 25, melampaui kesalehan religius semata. Ini adalah kualitas-kualitas esensial bagi warga negara yang aktif dan konstruktif dalam masyarakat modern yang beragam. Hal ini menunjukkan kontribusi IPM terhadap pembangunan karakter bangsa, menyelaraskan pendidikan agama dengan kebutuhan masyarakat yang lebih luas dan tujuan pembangunan nasional, membentuk "manusia seutuhnya".9

B. Pengembangan Jiwa Kepemimpinan dan Kemandirian Remaja

IPM berperan optimal dalam membentuk karakter kepemimpinan siswa melalui berbagai kegiatan dan program kaderisasi.24 Program seperti "Taruna Melati" dan kegiatan "upgrading" secara khusus dirancang untuk mengajarkan keterampilan kepemimpinan.24 Melalui partisipasi aktif dalam organisasi, anggota IPM memperoleh keterampilan

public speaking, meningkatkan rasa percaya diri, menumbuhkan rasa tanggung jawab, dan mengembangkan kemampuan untuk mengemukakan pendapat secara efektif.24 IPM juga secara konsisten mendorong kemandirian dan kemampuan mengambil keputusan di kalangan remaja.24

Penekanan pada keterampilan praktis seperti public speaking dan kemampuan untuk mengemukakan pendapat melalui kegiatan seperti "Taruna Melati" dan "upgrading" menunjukkan bahwa IPM berfungsi sebagai inkubator praktis untuk pengembangan kepemimpinan. Ini bukan hanya pembelajaran teoretis, tetapi pengalaman langsung dalam peran organisasi, yang mempersiapkan kaum muda untuk posisi kepemimpinan di masa depan dalam Muhammadiyah dan masyarakat yang lebih luas. Hal ini secara langsung mengatasi "krisis kepemimpinan" yang diidentifikasi sebagai realitas baru yang dihadapi masyarakat.21

C. Peran Strategis dalam Pembangunan Masyarakat dan Pendidikan Nasional

IPM memberikan kontribusi yang besar dalam pembangunan kepemudaan dan pendidikan di Indonesia. Organisasi ini secara aktif membantu mendorong kesadaran akan nilai-nilai keislaman dan semangat kebangsaan di kalangan pelajar.6 Sebagai "pelopor, pelangsung, dan penyempurna cita-cita Muhammadiyah" 24, IPM turut serta dalam pembangunan nasional dengan menyiapkan generasi penerus yang kompeten dan berkarakter.

Kontribusi pendidikan Muhammadiyah secara umum adalah mengembangkan pendidikan Islam modern dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi, dengan tujuan menghasilkan manusia muslim yang beriman, berakhlak mulia, cakap, dan berguna bagi masyarakat.2 Fokus IPM pada "pendidikan yang mencerahkan" 31 dan "pendidikan Islam yang inklusif" 32 sejalan dengan tujuan pendidikan nasional untuk menciptakan generasi yang berkualitas. Kontribusi IPM tidak berdiri sendiri; mereka bersinergi dengan tujuan nasional yang lebih luas. Frasa "mendorong partisipasi aktif pelajar dalam pembangunan masyarakat dan negara" 6 dan "menunjang pembangunan manusia seutuhnya menuju terwujudnya masyarakat madani yang religius dan berkeadilan" 9 secara eksplisit menghubungkan kegiatan IPM dengan pembangunan nasional. Hal ini diperkuat oleh komitmen umum Muhammadiyah untuk "memajukan pendidikan nasional" 31 dan "membangun bangsa".4 Ini menunjukkan bahwa IPM memandang perannya sebagai bagian integral dari kemajuan bangsa, bukan hanya pertumbuhan organisasinya sendiri.

D. Tantangan dan Peluang IPM di Era Modern

Di era modern yang serba cepat, IPM menghadapi berbagai tantangan, termasuk "krisis iklim, krisis kepemimpinan, [dan] era setelah post truth".21 Organisasi ini perlu terus beradaptasi dengan perubahan cepat dalam teknologi dan dinamika masyarakat.7 Namun, di balik tantangan ini, terdapat peluang besar, terutama dalam pemanfaatan teknologi untuk dakwah dan menjangkau audiens yang lebih luas.28

Respons IPM terhadap tantangan ini diwujudkan melalui konsep "Pelajar Berdampak" dengan dua langkah besar: "Impactful Leadership" dan "Impactful Movement".21 Penyebutan eksplisit "krisis iklim" dan "era setelah post truth" sebagai realitas baru yang harus diatasi oleh IPM menunjukkan pendekatan yang berwawasan ke depan dan sadar sosial. Ini melampaui kekhawatiran agama atau pendidikan tradisional untuk terlibat dengan tantangan global dan eksistensial yang mendesak. Respons IPM, melalui konsep-konsep tersebut, menunjukkan niat strategis untuk membekali kader muda tidak hanya dengan pengetahuan agama tetapi juga dengan kapasitas untuk menjadi agen perubahan positif di dunia yang kompleks.

VII. Kesimpulan dan Prospek Masa Depan

Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), yang sebelumnya dikenal sebagai Ikatan Remaja Muhammadiyah (IRM), merupakan organisasi otonom Muhammadiyah yang krusial. Perjalanan sejarahnya, termasuk perubahan nama dan re-identifikasi, mencerminkan kemampuan adaptasi dan ketahanan organisasi dalam menghadapi dinamika sosial-politik yang kompleks di Indonesia. IPM memegang peran vital sebagai lembaga kaderisasi dan dakwah di kalangan pelajar dan remaja, dengan fokus pada pengembangan karakter holistik, kepemimpinan, dan tanggung jawab sosial, yang semuanya dijiwai oleh prinsip-prinsip Islam yang komprehensif.

Untuk menguatkan gerakannya dan memastikan relevansinya di masa depan, IPM perlu terus menekankan program-program yang inovatif dan adaptif, terutama dalam memanfaatkan platform digital untuk menjangkau remaja kontemporer.22 Penguatan kolaborasi dengan pemangku kepentingan internal dan eksternal sangat penting untuk memperluas dampak dan jangkauan organisasi.22 Selain itu, pengembangan lebih lanjut keterampilan kepemimpinan dan berpikir kritis harus menjadi prioritas utama untuk mempersiapkan kaum muda menghadapi tantangan masa depan yang semakin kompleks.21 Tema berulang tentang "adaptasi," "inovasi," dan "kolaborasi" di berbagai sumber menunjukkan bahwa keberhasilan IPM di masa depan sangat bergantung pada kemampuannya untuk terus berkembang. Penekanan pada "dakwah digital" 27 dan "program interaktif" 28 mengindikasikan pengakuan bahwa metode tradisional saja tidak lagi cukup. Seruan untuk "kerjasama dan kolaborasi dakwah, baik internal maupun eksternal Persyarikatan" 33 menyoroti strategi pemanfaatan kemitraan untuk memperkuat dampaknya, memastikan relevansi dan pertumbuhan yang berkelanjutan dalam lingkungan yang dinamis. IPM, dengan fondasi ideologis yang kokoh dan semangat adaptasi yang kuat, memiliki prospek cerah untuk terus menjadi pilar utama dalam pembangunan karakter dan kemajuan bangsa.

 

Karya yang dikutip

  1. Muhammadiyah Berkemajuan: Implementasi Nilai-nilai Al-Qur'an dan Hadits dalam Membangun Umat - Majelis Tabligh PWM Jateng, diakses Juni 13, 2025, https://majelistablighpwmjateng.com/2025/01/16/muhammadiyah-berkemajuan-implementasi-nilai-nilai-al-quran-dan-hadits-dalam-membangun-umat/
  2. Kontribusi Muhammadiyah Dalam Bidang Pendidikan | PDF - Scribd, diakses Juni 13, 2025, https://id.scribd.com/document/441757042/KONTRIBUSI-MUHAMMADIYAH-DALAM-BIDANG-PENDIDIKAN
  3. BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG MUHAMMADIYAH A. Sejarah Singkat Muhammadiyah Organisasi Muhammadiyah didirikan oleh Muhammad Darwis - Repository UIN Suska, diakses Juni 13, 2025, https://repository.uin-suska.ac.id/7406/3/BAB%20II.pdf
  4. Dari Pendidik hingga Sineas: Biografi Tokoh-tokoh Muhammadiyah Penuh Inspirasi, diakses Juni 13, 2025, https://www.arina.id/khazanah/ar-j269G/dari-pendidik-hingga-sineas--biografi-tokoh-tokoh-muhammadiyah-penuh-inspirasi
  5. Makalah Majelis-Majelis Dalam Organisasi Muhammadiyah | PDF - Scribd, diakses Juni 13, 2025, https://id.scribd.com/document/609706202/MAKALAH-MAJELIS-MAJELIS-DALAM-ORGANISASI-MUHAMMADIYAH-docx
  6. Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) - PDM Kota Malang, diakses Juni 13, 2025, https://makotamu.org/ikatan-pelajar-muhammadiyah-ipm/
  7. Sejarah Ikatan Pelajar Muhammadiyah, diakses Juni 13, 2025, https://ipm.or.id/sejarah-ikatan-pelajar-muhammadiyah/
  8. Sejarah Ikatan Pelajar Muhammadiyah: Pernah Ganti Nama di Masa Orba - Kompas.com, diakses Juni 13, 2025, https://www.kompas.com/stori/read/2025/05/30/180000379/sejarah-ikatan-pelajar-muhammadiyah--pernah-ganti-nama-di-masa-orba
  9. PERAN PIMPINAN DAERAH IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH (IPM) DALAM MEMBENTUK KADER MUHAMMADIYAH YANG BERKARAKTER DI JEPARA, diakses Juni 13, 2025, https://eprints.ums.ac.id/91121/1/1.%20Naskah%20Publikasi.pdf
  10. KURIKULUM-ISMUBA-SMA.pdf - Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah, diakses Juni 13, 2025, https://dikdasmenppmuhammadiyah.org/wp-content/uploads/2020/02/KURIKULUM-ISMUBA-SMA.pdf
  11. DEWARUCI, diakses Juni 13, 2025, https://jurnal.anfa.co.id/index.php/dewaruci/article/download/2049/1896/6401
  12. Mengenang Pengabdian dan Perjuangan Wirsan Hasan Pendiri IPM -, diakses Juni 13, 2025, https://ipm.or.id/mengenang-pengabdian-dan-perjuangan-wirsan-hasan-pendiri-ipm/
  13. ORTOM-IPM: SMA MUHAMMADIYAH 8 CIPUTAT, diakses Juni 13, 2025, https://smamdelapan.sch.id/tentang-ipm-1
  14. 39 Organisasi pelajar Muhammadiyah akan ditempatkan di bawah pengawasan PM. Keputusan konferensi tersebut diperkuat pada Muktama, diakses Juni 13, 2025, http://eprints.ummetro.ac.id/2679/4/BAB%20III.pdf
  15. VISI DAN MISI | IPM SMP MUHAMMADIYAH 5 NGORO - WordPress.com, diakses Juni 13, 2025, https://ipmsmpmuh5ngoro.wordpress.com/about/visi-dan-misi/
  16. PERAN IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH (IPM) DALAM MENINGKATKAN HAFALAN JUZ 30 SISWA DI SMK MUHAMMADIYAH 1 PALEMBANG, diakses Juni 13, 2025, http://repository.um-palembang.ac.id/id/eprint/4236/2/622015047_BAB%20I_DAFTAR%20PUSTAKA.pdf%20%281%29.pdf
  17. Implementasi Nilai-Nilai Keislaman melalui Mata Pelajaran Al-Islam dan Kemuhammadiyahan di MA Muhammadiyah Bandung - Journal on Education, diakses Juni 13, 2025, https://jonedu.org/index.php/joe/article/download/5598/4520/
  18. AD / ART - Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Muhammadiyah Garut Kota, diakses Juni 13, 2025, https://ipmgarutkota.wordpress.com/ad-art-ipm/
  19. STRUKTUR ORGANISASI PIMPINAN RANTING IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH SMP MUHAMMADIYAH 1 BANJARBARU PERIODE 2023-2024, diakses Juni 13, 2025, https://smpmusaba.sch.id/ipm-2/struktur-organisasi-pimpinan-ranting-ikatan-pelajar-muhammadiyah-smp-muhammadiyah-1-banjarbaru-priode-2023-2024
  20. RESMI: Inilah Susunan PP IPM Periode 2023-2025! - Ikatan Pelajar Muhammadiyah, diakses Juni 13, 2025, https://ipm.or.id/resmi-inilah-susunan-pp-ipm-2023-2025/
  21. Ancaman Kerusakan Moral Pelajar: Saatnya Reformasi Paradigma dan Sistem Perkaderan di Kalangan Pelajar Muhammadiyah, diakses Juni 13, 2025, https://ipm.or.id/ancaman-kerusakan-moral-pelajar-saatnya-reformasi-paradigma-dan-sistem-perkaderan-di-kalangan-pelajar-muhammadiyah/
  22. Ikatan Pelajar Muhammadiyah - Organisasi Pelajar Indonesia, diakses Juni 13, 2025, https://ipm.or.id/
  23. Program - IPM Bangkalan, diakses Juni 13, 2025, https://ipmbangkalan.or.id/program/
  24. peran ikatan pelajar muhammadiyah pada pembentukan karakter kepemimpinan peserta didik - SciSpace, diakses Juni 13, 2025, https://scispace.com/pdf/peran-ikatan-pelajar-muhammadiyah-pada-pembentukan-karakter-1kxzjjvp.pdf
  25. Penanaman Nilai Kemuhammadiyahan Dalam Upaya Pembentukan Karakter Peserta Didik di SMA Muhammadiyah 3 Jakarta - Journal on Education, diakses Juni 13, 2025, https://jonedu.org/index.php/joe/article/download/5446/4343/
  26. Membedah Peran dan Manfaat IPM untuk Pelajar Indonesia - Blitarberkemajuan.id, diakses Juni 13, 2025, https://blitarberkemajuan.id/291/membedah-peran-dan-manfaat-ipm-untuk-pelajar-indonesia/
  27. Program Kerja Majelis Tabligh PCM Babat | PDF - Scribd, diakses Juni 13, 2025, https://id.scribd.com/document/738991852/PROGRAM-KERJA-MAJELIS-TABLIGH-PCM-BABAT
  28. Metode Dakwah Muhammadiyah Rahmatan Lil'alamin (Studi Pada Majelis Tabligh Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Bima - Open Journal Systems, diakses Juni 13, 2025, https://ejournal.iaimbima.ac.id/index.php/tajdid/article/download/2982/1076/
  29. peranan muhammadiyah dalam membina generasi muda melalui pendidikan karakter di sukajadi kota bandung, diakses Juni 13, 2025, https://e-journal.stkipsiliwangi.ac.id/index.php/empowerment/article/view/604/418
  30. Peran Muhammadiyah Dalam Pendidikan Di I | PDF - Scribd, diakses Juni 13, 2025, https://id.scribd.com/document/437569027/PERAN-MUHAMMADIYAH-DALAM-PENDIDIKAN-DI-I-docx
  31. Kontribusi Muhammadiyah dalam Memajukan Pendidikan Nasional - (PDM) Tuban, diakses Juni 13, 2025, https://pdmtuban.com/2024/05/04/kontribusi-muhammadiyah-dalam-memajukan-pendidikan-nasional/
  32. UPAYA MUHAMMADIYAH MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN ISLAM, diakses Juni 13, 2025, https://journal.iaisambas.ac.id/index.php/TarbiyaIslamica/article/download/3681/2648/
  33. Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Semarang - MAJELIS TABLIGH, diakses Juni 13, 2025, https://tablighkotasemarang.id/blog-post/majelis-tabligh/

 

Posting Komentar