Sejarah dan Peran Utsman bin Affan RA dalam Islam
Utsman bin Affan RA (lahir sekitar 576 M, wafat 656 M) adalah khalifah ketiga dan salah satu sahabat terdekat Nabi Muhammad SAW. Ia lahir dari Bani Umayyah di Makkah. Setelah mengalami mimpi dan mendengar panggilan kebenaran Islam, Utsman menghubungi Abu Bakar Ash-Shiddiq dan menerima Islam dari tangan Rasulullah SAW tanpa ragu. Karena keteguhan imannya, Rasulullah SAW menikahkan beliau dengan putri beliau, Ruqayyah (dan kemudian Ummu Kultsum), sehingga Utsman bergelar Dzul-Nurayn (Pemilik Dua Cahaya). Ia dikenal pemalu hingga dikisahkan bahwa “malaikat pun merasa malu” saat bersama Utsman RA. Utsman turut hijrah ke Habasyah bersama Ruqayyah, bahkan dikenal sebagai pasangan pertama yang hijrah demi Islam setelah kisah Nabi Luth AS.
Peran selama Masa Kenabian
Semasa Nabi SAW masih hidup, Utsman dikenal sangat dermawan dalam mendukung perjuangan dakwah. Ia berperan besar dalam pembiayaan perang dan kebutuhan umat. Misalnya, pada Perang Tabuk (9 H) beliau menyumbangkan seluruh kafilah dagangnya: sebanyak 300 unta beserta peralatan, dalam tiga tahap seruan Nabi SAW. Nabi bersabda bahwa atas sumbangan tersebut “tidak ada bahaya yang akan menimpa Utsman setelah ini”. Selain itu ia pernah mengumpulkan seluruh keuntungan dagangnya untuk keperluan pasukan, sehingga Nabi SAW bersabda “Utsman telah membeli surga!”. Utsman juga membeli sumur Bi’r Rumah demi kemaslahatan umat—air bersih dari sumur itu kemudian disedekahkan untuk umum. Semua tindakan ini menunjukkan komitmennya terhadap dakwah Islam: harta yang melimpah ia salurkan untuk kebutuhan umat dan semangat jihad.
●
Utsman kerap
menjadi penghubung keuangan penting.
Setiap kali Nabi SAW memerlukan dana untuk ekspedisi, beliau selalu mengisi
kekurangan, bahkan mendedikasikan seluruh keuntungan perdagangannya untuk umat.
●
Ia
memfasilitasi kebutuhan infrastruktur
dakwah: misalnya dengan membeli sumur Bi’r Rumah untuk penggunaan publik.
●
Ia turut
menjaga kesatuan umat Islam:
mempersatukan pembacaan Al-Qur’an dengan membuat 7 salinan resmi mushaf Utsmani
dan mengirimkannya ke berbagai wilayah Islam.
●
Sebagai
menantu Nabi SAW, beliau juga memotivasi umat dengan teladan kesalehan,
sehingga gelar “Pemilik Dua Cahaya” mengingat kebaikan iman dan sedekahnya.
Kontribusi Sosial-Ekonomi dan Keagamaan
Utsman RA adalah saudagar kaya yang tetap menekankan kepentingan sosial. Menurut Ibnu Katsir, harta peninggalan Utsman saat wafat meliputi uang tunai 30 juta Dirham, 150.000 Dinar, sedekah 200.000 Dinar, dan 1.000 unta. Meski demikian, beliau menggunakan kekayaannya untuk umat. Di masa khalifahnya, porsi besar zakat dan ghanimah disalurkan secara proporsional kepada golongan yang berhak. Ia membiayai pembangunan fasilitas umum, misalnya memindahkan pelabuhan Syuaibah ke Jeddah demi kelancaran perdagangan Muslim. Pada bidang keagamaan, ia memelihara Islam dengan kebijakan standar mushaf Utsmani (mengumpulkan Al-Qur’an resmi) dan menertibkan bacaan Qur’an seragam di jazirah Arab. Sikap moderat dan dukungan ekonominya memperkuat sendi sosial masyarakat Madinah selama pemerintahan Utsman.
Masa Kekhalifahan dan Kebijakan
Setelah Nabi SAW wafat, Abu Bakar dan Umar menjadi khalifah pertama dan kedua. Menjelang ajalnya, Umar menunjuk enam tokoh untuk dipilih sebagai penggantinya; akhirnya Utsman bin Affan terpilih secara musyawarah akbar tanpa perlawanan. Sebagai khalifah (644–656 M), Utsman melanjutkan ekspansi wilayah Islam: membina provinsi Mesir, Syam, Khurasan, hingga Afrika Utara. Ia menunjuk para gubernur terpercaya (seperti Abdurrahman bin Auf, Sa’d bin Abi Waqqash, Abdullah bin Sa’d, dan Yazid bin Muawiyah) untuk mengelola wilayah baru. Utsman pula memusatkan penyaluran harta negara dengan menyiapkan data yang jelas, sehingga umat bisa memperoleh haknya. Dalam bidang administrasi, salah satu pencapaian monumental beliau adalah standarisasi Al-Qur’an. Utsman membuat satu mushaf resmi dan mengutus tujuh salinan ke pusat-pusat Islam agar bacaan Al-Qur’an menjadi satu kesatuan. Ia juga membangun pelabuhan baru di Jeddah untuk mendukung ekonomi Islam. Secara umum, kebijakan Utsman berupaya menyejahterakan masyarakat Muslim sambil mempertahankan tradisi syariat yang diturunkan Nabi SAW.
Wafat dan Martir
Pemerintahan Utsman berakhir tragis dalam Peristiwa Fitnah Pertama. Tahun 35 H (656 M), sebagian kaum Muslimin yang kecewa mengepung rumah beliau di Madinah selama 40 hari. Utsman RA menghabiskan masa pengepungan itu dengan puasa dan salat, sambil bermimpi mendapat kabar Nabi SAW menyuruhnya bersabar. Pada akhirnya beberapa pemberontak berhasil menerobos: beliau diserang dan mengalami luka berat. Rasulullah pernah menuturkan bahwa tangan Utsman merupakan tangan pertama kali menulis wahyu Al-Qur’an, sehingga kala tangan Utsman terpotong, beliau berkata pada penyerangnya, “Tuhan aku menyaksikan itulah tangan pertama yang menulis Al-Qur’an”. Dalam kondisi terakhir itu, Utsman menaruh sujud dan syahid ditempatkan pedang menancap di dadanya. Jenazah Utsman RA sempat ditolak dikubur hingga akhirnya disemayamkan di luar pemakaman Baqi’. Kesabaran dan keikhlasan Utsman menghadapi penganiayaan sampai syahid itu menjadi teladan dakwah: ia rela berkorban demi kebesaran Islam dan kebenaran, hingga darahnya menjadi saksi keikhlasannya dalam menegakkan agama Allah.
Kutipan Sumber: Riwayat dan sejarah Utsman bin Affan sebagaimana tercatat dalam literatur klasik – seperti Sirah Ibn Hisham, Tarikh at-Tabari, al-Bidayah wa an-Nihayah karya Ibnu Katsir, dan al-Istiʿāb fī Maʿrifat al-Ashāb – diuraikan di atas dengan dukungan kutipan sumber terpercaya. Informasi tambahan diperoleh dari literatur dan analisa modern yang mengutip sumber-sumber tersebut. Semua fakta penting telah disertai rujukan sehingga dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Citations
5 (Lima) Sahabat Nabi Terkaya yang Dikabarkan Masuk Surga – Pesantren Al Muta'allimin
1. Utsman ibn ‘Affan (47 SH – 35 H / 577 – 656 M)
The Wealthy Companion - How Uthman Converted to Islam | About Islam
House of Uthman (رضي الله عنه) - IslamicLandmarks.com
The Third of the Four: Caliph Uthman b. `Affan (d. 35H) - Young Muslim Digest
House of Uthman (رضي الله عنه) - IslamicLandmarks.com
The Third of the Four: Caliph Uthman b. `Affan (d. 35H) - Young Muslim Digest
The Third of the Four: Caliph Uthman b. `Affan (d. 35H) - Young Muslim Digest
Men of Excellence: Hazrat Uthman r.a. bin Affan (5 February 2021)
The Third of the Four: Caliph Uthman b. `Affan (d. 35H) - Young Muslim Digest
The Third of the Four: Caliph Uthman b. `Affan (d. 35H) - Young Muslim Digest
5 (Lima) Sahabat Nabi Terkaya yang Dikabarkan Masuk Surga – Pesantren Al Muta'allimin
The Third of the Four: Caliph Uthman b. `Affan (d. 35H) - Young Muslim Digest
The Third of the Four: Caliph Uthman b. `Affan (d. 35H) - Young Muslim Digest
The Third of the Four: Caliph Uthman b. `Affan (d. 35H) - Young Muslim Digest
way of recitation). He is also credited with shifting the port from Shu`aybah to present-day Jeddah.
House of Uthman (رضي الله عنه) - IslamicLandmarks.com
House of Uthman (رضي الله عنه) - IslamicLandmarks.com
House of Uthman (رضي الله عنه) - IslamicLandmarks.com
* The rebels struck Uthman (رضي الله عنه) on the head with a piece of iron and blood began to flow
Posting Komentar